Keren, Kawan NADI Buka Suara Bedah Debat Putaran I Pilkada Batam

Sheer

Batam-(RempangPos.Com)-Kawan NADI Buka Suara membedah Debat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam Putaran I Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Batam yang dilaksanakan di Posko Kawan NADI Villa Muka Kuning, Batu Aji, kota Batam, Jum’at (8/11/2024) malam.

Dalam kegiatan Bedah Debat Putaran I Pilkada Batam kali ini, pihak penyelenggara menghadirkan lima orang narasumber yang menjadi pembicara dalam kegiatan yang dimoderatori oleh Host kota Batam, Sholihul Abidin S.I.KOM., M.I.KOM.

Adapun kelima narasumber itu yakni, Sekretaris Tim Pemenangan NADI Batam, Ernawati, Ketua Exco Partai Buruh Batam, Imam Zaenuri, Ketua DPD Partai Gelora Batam, Riki Indrakari, Akademisi, Suyito S.Sos., M.Si., PH.D dan Mortigor Afrizal Purba, S.E AK., M.AK., C.A., ASEAN CPA.

Ada berbagai topik pembahasan yang dibahas dalam kegiatan itu diantaranya, kenapa Calon Kepala Daerah itu harus melakukan Debat di depan Publik?

Menanggapi hal itu, Narasumber pertama yang berasal dari Akademisi, Suyito S.Sos., M.Si., PH.D memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pihak penyelenggara atas terlaksananya kegiatan bedah debat putaran I Pilkada Batam ini.

Menurutnya, kegiatan ini sangat positif karena bersifat edukatif. Sementara, tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi dari hasil debat putaran I yang telah dilakukan pada, 01 November 2024 lalu.

“Kami diundang disini untuk memberikan masukan-masukan tentang bagaimana platform debat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tidak terlampau retorika sehingga debatnya menjadi bermutu dan berkualitas. Dan, tujuan akhir dari debat tersebut membuat masyarakat supaya menjadi pemilih yang cerdas,” ungkap Suyito usai kegaiatan.

Lebih lanjut Pengajar di STISIP Bunda Tanah Melayu Tanjungpinang ini mengatakan, sebagai seorang ilmuwan sosiologi, secara mendasar memilih calon pemimpin itu tidak boleh hanya memilih dari perspektif wajah saja.

Lalu, begitu melihat wajah ganteng atau wajah cantik, tidak bisa langsung dipilih. Harus dilihat dulu politik kolonialnya, kemauan dia, kemampuan dia dalam menyampaikan pesan ataupun tagline yang sangat mudah dicerna oleh masyarakat.

“Jadi masyarakat itu diberikan janji. Kalau janji itu sifatnya muluk-muluk dan tidak bisa dicerna, jangan dipilih. Artinya dia hanya omong-omong doang. Jadi di situ perlunya kita mendengar mereka menyampaikan visi misi dalam debat,” sebutnya.

Kemudian, dalam isu debat itu juga apakah poin-poin yang disampaikan mengakomodir kepentingan masyarakat. Lalu, apakah poin-poin tersebut juga untuk kemaslahatan orang banyak.

“Jadi kadang-kadang retorika yang dibangun itu enggak bisa hanya retorika yang kosong. Jadi apa yang disampaikan itu harusnya ada. Ibaratnya novel kebaruan. Kalau seandainya calon-calon yang sekarang itu harusnya ada mempunyai kebaruan-kebaruan. Tidak boleh meniru. Kita perlu pemimpin ke depan ini betul-betul bisa menyampaikan visi misinya. Secara filosofi supaya betul-betul keinginan untuk mengelola dan mensejahterahkan masyarakat,” sebutnya.

Masih menurut Suyiyo, Debat Terbuka itu juga menjadi salah satu bentuk pendidikan politik setta education politik bagi masyarakat, supaya masyarakat menjadi rasional.

“Ibaratnya seperti peribahasa tidak membeli kucing dalam karung. Tidak memilih pemimpin dikarenakan pencitraan panggung depannya saja, tetapi kita harus lihat panggung belakangnya juga. Hakikatnya, pentingnya debat itu bukan hanya debat kata-kata tetapi ada edukasi politik kepada publik supaya betul-betul menjadi pemilih yang rasional.

Lanjutnya, menjadi pemimpin itu harus banyak janji. Kalau tidak ada janji maka bukan seorang pemimpin. Pemimpin itu harus punya janji. Dan, ketika dia terpilih kita tagih janjinya
“Nah di situlah dia punya komitmen atau tidak punya polusi keluil atau tidak terhadap janjinya itu

“Itulah pentingnya debat kandidat supaya betul-betul bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkan,” imbuhnya.

Narasumber selanjutnya, Sekretaris Tim Pemenangan NADI Batam, Ernawati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kawan NADI yang menurutnya telah sukses melaksanakan kegiatan Bedah Debat Putaran I Pilkada Batam.

“Salut dan apresiasi kepada Kawan NADI yang sukses membuat Kawan NADI Buka Suara membedah Debat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam,” ujar Erna.

Erna mengatakan, debat terbuka tersebut merupakan bagian daripada edukasi yang secara tidak langsung membuka cara berpikir masyarakat untuk memilih calon pemimpinnya secara cerdas dan bijaksana, tidak mudah dipengaruhi dengan iming-iming dan lainnya.

“Debat terbuka itu sangat bagus dilakukan, gunanya untuk melihat kualitas calon pemimpin yang akan menjadi pemimpin kita,” ucap Erna.

Menurutnya, kegiatan seperti ini harus sering-sering dilakukan. Dia berharap, usai pelaksanaan debat selanjutnya, akan lebih banyak lagi tim-tim NADI Batam yang membuat hal yang seperti dilakukan oleh Kawan NADI di Posko Villa Muka Kuning ini.

“Saya berharap, usai debat kedua nanti makin banyak orang-orang yang berani buka suara untuk membedah hasil debat pada putaran kedua nanti,” harapnya.

Selanjutnya, narasumber berikutnya yang juga seorang Akademisi yakni, Mortigor Afrizal Purba, S.E AK., M.AK., C.A., ASEAN CPA mengatakan, kalau ke topiknya malam hari ini apakah debat itu perlu apa enggak, satu catatan sebenarnya yang paling penting adalah DPT di Kota Batam itu kan kurang lebih 1 juta. Pertanyaannya, apakah yang satu juta lebih itu mendengarkan debat atau menonton debat? Kalau tidak enggak ada gunanya debat.

“Kalau buat kita sebagai Kawan NADI perlu. Sebagai kawan NADI yang perlu kita lakukan adalah membuat potongan-potongan debat yang menguntungkan kita, untuk kita viralkan di sosial media,” ucap Tigor panggilan akrabnya.

Lebih lanjut dia mengatakn, debat itu baik dilakukan, tapi potongan-potongan debat yang menguntungkan Tim NADI harus boosting kita harus sosialisasikan sampai semua orang di DPT itu melihat mendengar membaca.

“Enggak usah juga kita ambil potongan-potongan yang merugikan pasangan yang lain, itu kurang elok. Kita ambil saja potongan-potongan yang baik lalu kuta boosting,” ungkapnya.

Kemudian, Tigor juga mengatakan artikulasi Calon Wali Kita Batam Nomor Urut 01, Nuryanto atau yang biasa Cak Nur harus bisa memperbaiki artikulasi saat sedang berbicara.

“Jadi kalau misalnya bilang transmigrasi misalnya, jangan sampai salah transmisimigrasi. Jangan sampai gitu. Artinya setiap penggalan suku kata dalam pengucapan sebuah kata dan bahkan kalimat itu harus jelas. Caranya adalah dengan mengurangi tempo berbicara sebenarnya

“Jadi kalau misalnya temponya tadinya 70 dalam musik misalnya, maka tempo berikutnya itu dikurangi menjadi 40. Jadi artinya bisa lebih santai untuk menyampaikan sesuatu,” sambubgnya.

Setelah itu lanjut Tigor, potongannya itu nantinya harus di posting dan harus di sosialisasikan gila-gilaan.

Kemudian, debat itu salah satu fungsinya adalah bagaimana seseorang itu menanggapi sebuah masalah, menganalisis masalah lalu memberikan solusi atas masalah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Sebenarnya, dalam debat poin yang mau dipertanyakan kan cabut pertanyaannya dulu. Kemudian, nanti ditanya lagi oleh pasangan yang lain. Pertanyaannya kita juga belum tahu itu kan Semuanya serba tiba-tiba.

“Nah pada saat tiba-tiba itulah kita bisa melihat seseorang itu mampu enggak menjadi pemimpin. npemimpin yang mampu itu kan pemimpin yang bisa menganalisis sebuah masalah dalam waktu singkat memberikan hipotesis atau masalah itu dalam waktu singkat bahkan memberikan jalan keluar dalam waktu singkat,” ucapnya.

“Semua poin-poin itu ada di dalam Cak Nur,” ucapnya lagi.

Di lokasi yang sama, Ketua DPD Partai Gelora Batam, Riki Indrakari mengatakan, debat ini salah satu cara untuk mengkolaborasi apakah seseorang itu layak untuk menjadi seorang pemimpin atau tidak.

Riki mengatakan, ada tiga syarat yang perlu kita telusuri. Pertama, calon pemimpin itu harus mengerti posisi Batam hari ini. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Batam berada di jalur geo strategis dan geo ekonomi.

Kemudian, calonpemimpin itu juga harus mengerti bahwa sosial budaya di Batam ini adalah miniaturnya Indonesia. Dan, Melayu sebagai payung budayanya tentunya dia juga harus mengerti bahwa Sumber Daya Manusia itulah keniscayaan untuk membawa Batam lebih maju.

“Apalagi ke depan kita dihadapkan dengan bonus demografi. Jangan sampai generasi emas 2045 itu menjadi generasi cemas sekaligus menggemaskan,” sebutnya.

Kemudian, pemimpin itu juga harus mengerti Batam ke depan ini akan dibawa kemana. Artinya itu semua harus tergambar dalam visi misi calon pemimpin tersebut.

“Visi Misi Cak Nur dan Pak Hardi urutannya jelas. Batam bandar dunia madani. Dan itu sesuatu yang bukan ujug-ujug ada. Ini estafet bahkan sejak zaman penjajahan Belanda pun Batam ini sudah menjadi hub dari logistik untuk energi dan seterusnya. Jadi Batam ini bukan Pulau kosong yang kemudian dibangun di tahun 1973 oleh Otorita, tapi memang sudah menjadi wilayah geostrategis dunia ketika itu Selat Malaka. Nah inilah yang perlu kita ketahui dari visi misi-nya secara global,” imbuhnya

Lalu, visi misi NADI kan jela, Batam Bandar Dunia Madani yang Maju. Berarti ada aspek kompetensi di situ. Kemudian juga adil, ada kesetaraan di sana dan ada akses kepada pendidikan dan kesehatan yang adil makmur berbudaya.

“Tadi disampaikan juga bahwa sosial budaya kita ini miniaturnya Indonesia dan juga harmonis. Ini sesuatu janji yang memang harus kita wujudkan untuk mencapai Batam yang bertumbuh berkelanjutan,” harapnya.

Kemudian, poin ketiga yang harus dimiliki oleh seorang calon pemimpin harus bisa menjabarkan bagaimana membawa Batam ini ke depan. Sama-sama kita lihat dalam enam misi NADI Ini yang kemudian disederhanakan menjadi tagline Mudah.

“Batam mudah itu ke depan kita bisa akses dalam satu genggaman dan bukan dua genggaman. Artinya dengan digitalisasi semua yang terkait dengan PPDB, semua yang terkait dengan berobat cukup dengan KTP. Ssemua yang terkait dengan akses administrasi kependudukan itu kita bisa mengakses dalam platform yang tentu akan disiapkan.

Kemudian, narasumber selanjutnya, Ketua Exco Partai Buruh Batam, Imam Zaenuri mengatakan Debat terbuka ini menjadi hal yang harus dilakukan oleh KPU.

“Untuk bisa mensosialisasikan Pilkada di seluruh pelosok masyarakat kota Batam perlu dilakukan debat untuk mengetahui visi misi calon pemimpin kota Batam yang kemudian di launching kan di semua media sosial ini adalah menjadi hal yang yang mudah untuk bisa mensosialisasikan keberadaan Pilkada,” ujar Imam

Menurutnya, menjadi mudah berusaha, mudah bekerja dan mudah beribadah ini menjadi hal yang utama di Kota Batam.

“Notabe masyarakat Batam mayoritas pekerja di mana pekerja tadi kalau tidak diawali dengan mudahnya berusaha maka tidak akan ada pekerjaan,” pungkasnya.(Herry)

 

 

 

 

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *